Daya magis pesona wisata Pulau Komodo terletak pada hewan komodo, jenis reptil yang dilindungi di Taman Nasional Komodo. Hewan ini telah mendiami pulau tersebut selama kurang lebih 40 juta tahun.
Saat ini, satwa langka ini sedang mengalami masa kepunahan, jumlahnya hanya tinggal sekitar 4 ribu ekor. Karena keunikan dan kelangkaannya itu, Taman Nasional Komodo dinyatakan sebagai “World Heritage Site dan Man and Biosphere Reserve” oleh UNESCO di tahun 1986.
Taman Nasional Komodo adalah gugusan 3 pulau utama yang membentuk satu kesatuan bersama dengan 175 pulau kecil lainnya (sekitar 90% tidak berpenghuni) dengan luas kawasan taman nasional mencapai 1.817 km persegi. Ketiga pulau tersebut adalah Pulau Komodo, Pulau Rinca, dan Pulau Padar. Taman Nasional Komodo berada dalam wilayah administratif Nusa Tenggara Timur.
Di areal wisata Pulau Komodo, Anda akan menjumpai makhluk besar mirip kadal raksasa dengan memiliki panjang 2-3 m dan berat mencapai 165 kg, atau 100 kg saat perut kosong. Hewan ini merupakan predator yang sabar. Di alam liar, komodo memburu mangsa yang lemah atau sudah terluka, cukup dengan satu gigitan untuk melumpuhkan mangsanya.
Komodo di habitat alaminya
Saat berkeliling di tempat wisata Pulau Komodo ini, Anda akan ditemani “jagawana”, sekaligus bertindak sebagai pawang. Tugasnya adalah memandu perjalanan Anda melihat-lihat hewan komodo. Jangan lupa untuk membawa kamera, Anda mungkin ingin mengabadikan momen istimewa dengan berlatar habitat mahkluk yang unik tersebut.
Tetapi, untuk dapat mencapai lokasi habibat hewan unik ini di Pulau Komodo, Anda harus mendaki Gunung Ara terlebih dahulu selama 3-4 jam. Telah tersedia jalur pendakian untuk sampai ke sana.
Jika Anda tiba di Pulau Rinca, maka untuk dapat sampai di habitat hewan komodo, Anda harus menempuh perjalanan selama 1.5 jam. Pesona unik yang hanya terdapat di Taman Nasional Komodo adalah mendapati hewan-hewan tersebut hidup dalam habitat alami mereka di sana.
Pesona Wisata Pulau Komodo
Inilah sejumlah spot menarik wisata Pulau Komodo di Nusa Tenggara Timur yang patut Anda ketahui.
1. Loh Liang di Pulau Komodo
Inilah pintu masuk dan daerah wisata utama di Pulau Komodo. Jika Anda telah puas berkeliling di Pulau Komodo hingga Pulau Rinca, Anda mungkin tertarik untuk menyelam dan snorkeling di Pantai Merah (Pink beach). Pantai ini dangkal, memiliki pesona indah dengan terumbu karang yang memikat hati.
Pantai Merah, salah satu spot wisata Pulau Komodo yang populer
Di pantai ini, aktivitas yang paling sering dilakukan adalah snorkel, diving, hingga berjemur. Di Loh Liang inilah tersedia pondok wisata, pusat informasi, cafetaria, dermaga, shelter, dan lainnya yang akan Anda perlukan sepanjang menikmati wisata di Pulau Komodo.
2. Loh Buaya di Pulau Rinca
Sebagai bagian yang membentuk Taman Nasional Komodo, Anda juga dapat menjumpai hewan komodo dalam habitat alami mereka. Selain itu, Anda dapat menyaksikan kehidupan hewan liar di wisata pulau yang satu ini. Mulai dari rusa timor, kerbau liar, monyet ekor panjang, kuda liar, hingga berbagai jenis burung. Aktivitas berkeliling adalah kegiatan yang paling menarik dilakukan di Pulau Rinca. Mengabadikan momen-momen unik di pulau ini adalah kegiatan yang sangat menyenangkan selama berkeliling.
Tak jauh berbeda dengan Loh Liang, di tempat ini juga terdapat sejumlah pondok wisata, cafetaria, dan shelter siap melayani Anda. Dari Pulau Rinca, hanya dalam jarak yang dekat Anda dapat sampai ke Pulau Kalong untuk melihat kelelawar dalam jumlah yang besar, terlebih saat sore hari karena hewan ini mulai mencari makan.
3. Pulau Padar
Pulau Padar terletak di antara Pulau Komodo dan Pulau Rinca. Inilah tempat diving dan snorkel di Taman Nasional Komodo dengan keindahan pantai yang mengagumkan.
Diving dan snorkel, kegiatan wisata Pulau Komodo yang diminati
Bagi Anda para pecinta diving dan snorkel, terdapat 42 spot penyelaman yang dapat Anda pilih di kawasan wisata Komodo ini. Beberapa di antaranya adalah misalnya, Batu Samsia, yang digambarkan sebagai serangkaian saluran air di mana seseorang dapat bergaul dengan segala macam kehidupan laut seperti mackerel, kura-kura, hiu, dan sebagainya.
Ada juga Batu Toko-Toko, sebuah istana seperti batu di kedalaman 7 meter dengan sensasi menyelam yang seru. Atau, Kristal Rock, sebuah spot diving di mana Anda dapat menjumpai ikan-ikan besar, misalnya Barramundi cod, parrotfish, katak ikan, dan sebagainya.
Wisata Labuan Bajo Flores tidak hanya populer dengan Taman Nasional Komodo saja, masih ada banyak objek wisata menarik yang memiliki daya tarik tersendiri.
Di kawasan ini, pengunjung sudah dapat menikmati paket komplit, mulai dari wisata bahari, hingga menikmati pemandangan dari atas bukit yang mengagumkan.
Untuk wisata baharinya sendiri, kamu bisa melakukan kegiatan air yang menyenangkan. Apalagi buat penyuka tantangan, banyak kegiatan yang bisa kamu coba untuk memacu adrenalinmu.
Kalau penasaran ada apa saja yang ada di salah satu destinasi favorit wisatawan ini, langsung aja disimak informasi selengkapnya tentang Labuan Bajo berikut. Tak lupa juga dilengkapi dengan info tentang beberapa destinasi wisata menarik lain yang dimilikinya.
Nama Labuan Bajo memiliki arti tempat berlabuh yang diambil dari kata Labuan dan Suku Bajo yang diambil dari kata Bajo. Suku Bajo sendiri sebenarnya merupakan suku yang berasal dari Sulawesi yang bermukim di pesisir barat Flores, Nusa Tenggara Timur.
Awalnya, Labuan Bajo merupakan pemukiman Suku Bajo, namun sekarang mereka hidup berdampingan dengan warga asli Flores.
Labuan Bajo merupakan salah satu desa dari sembilan desa dan kelurahan yang berada di Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.
Desa ini juga merupakan sebuah kelurahan sekaligus ibu kota dari Kecamatan Komodo. Saat ini, wilayah tersebut sudah dikembangkan menjadi Kota Labuan Bajo.
Wilayahnya sendiri meliputi Kampung Ujung, Kampung Tengah, Kampung Air, Lamtoro, Wae Medu, Cowang Dereng, Wae Kasambi, Wae Bo, Lancang, Sernaru, Wae Mata, dan lainnya.
Tempat Wisata di Labuan Bajo yang Menarik & Wajib Dikunjungi
Tempat wisata di Labuan Bajo Flores menyimpan banyak daya tarik yang mampu menghipnotis siapa saja yang mengunjunginya. Hanya dengan membaca dan mencari informasinya di internet saja orang-orang pasti ingin sekali bisa melihat langsung keindahannya.
Nah, sebelum mengunjungi objek wisata Labuan Bajo, kamu bisa cari informasi tentang destinasi menariknya berikut ini.
Sesuai dengan namanya, pantai ini memiliki pasir berwarna merah muda. Pink Beach atau yang juga di kenal dengan nama Pantai Merah ini merupakan salah satu dari tujuh pantai berpasir merah muda yang ada di dunia.
Warna pasir merah muda ini berasal dari pecahan kerang dan biota laut di sana. Pink Beach bisa menjadi spot foto menarik untuk mengabadikan pemandangan yang tak bisa ditemukan di tempat lain.
Selain pemandangan pantainya yang indah, Pink Beach ini juga memiliki pemandangan bawah laut yang tak kalah mengagumkan. Lautan ini merupakan istana bagi beragam jenis ikan, batu karang, dan berbagai jenis biota lainnya.
Dengan kondisi seperti itu, pengunjung bisa melakukan kegiatan seru seperti snorkeling atau diving. Aktivitas ini tentu saja sangat sayang untuk dilewatkan.
Berbeda dengan pantai pada umumnya, untuk sampai di lokasi wisatawan tidak melewati jalan di balik bukit atau melalui daratan, melainkan dari perairan.
Untuk menuju ke Labuan Bajo, wisatawan harus menaiki kapal. Setelah merapat ke Pulau Komodo (sekitar 500 meter dari pantai), wisatawan bisa langsung loncat ke air dan berenang ke tepian.
Selain berenang, wisatawan juga bisa naik perahu untuk mencapai ke tepian pantai. Di bibir pantai, wisatawan bisa berjalan-jalan sambil menikmati keindahan panorama yang indah.
Manta Point merupakan salah satu lokasi wisata Labuan Bajo Flores untuk melakukan aktivitas air seperti diving dan snorkeling. Lokasi ini menjadi favorit dan incaran para wisatawan.
Jika biasanya kegiatan menyelam ini hanya untuk melihat pemandangan laut saja, di lokasi ini kita akan diajak berenang bersama dengan ikan pari manta.
Di dalam laut, pengunjung bisa melihat rombongan manta yang tak takut dengan kehadiran kapal-kapal yang melintas di sekitarnya. Ikan pari manta ini sangat ramah dengan para penyelam.
Mereka seolah mengajak para penyelam untuk bermain-main. Pengunjung tak perlu takut, ikan ini tidak berbahaya karena tak memiliki sting atau sengatan di ekornya, berbeda dengan jenis ikan pari lainnya.
Pulau Padar merupakan pulau ketiga terbesar di kawasan Taman Nasional Komodo, setelah Pulau Komodo dan Pulau Rinca. Berbeda dengan dua pulau lainnya, Pulau Padar ini tidak dihuni oleh komodo.
Pulau Padar menjadi salah satu tempat wisata di Labuan Bajo yang menjadi tujuan favorit para wisatawan. Meskipun namanya tak sepopuler Pulau Komodo dan Pulau Rinca, keindahan pulau ini tak kalah cantik dan tak bisa dielakkan begitu saja.
Di pulau ini terdapat empat pulau kecil yang masing-masing menawarkan keunikan pemandangannya sendiri. Para wisatawan dapat menaiki bukit untuk menikmati pemandangan dari atas atau menikmati sunrise dan sunset.
Meskipun mendaki bukit ini cukup melelahkan, namun rasa lelah tersebut akan terbayar dengan suguhan keindahan pemandangan di bawahnya, sehingga wisatawan merasa betah berlama-lama menghabiskan waktu di sini.
Pulau Bidadari ini awalnya tak bernama Bidadari, masyarakat setempat dulunya kerap menyebutnya dengan Pulau Bidara. Bidara atau widara adalah sejenis pohon kecil penghasil buah yang tumbuh di daerah kering.
Pada tahun 1980, Pulau Badara ini mulai gencar dipromosikan dan diubah namanya menjadi Pulau Bidadari atau yang dikenal juga dengan nama Angel Island.
Tempat wisata di Labuan Bajo memang dikenal akan keindahan bawah lautnya, tak terkecuali dengan Pulau Bidadari ini. Banyak yang menganggap kalau Pulau Bidadari ini merupakan salah satu spot terbaik untuk snorkeling dan diving.
Jarak tempuh dari Labun Bajo tak memakan waktu lama, kurang lebih hanya 30 menit menggunakan kapal atau perahu. Namun, jika menempuhnya menggunakan speedboat, hanya memerlukan waktu kurang lebih 10 menit saja.
Karena kawasan ini cukup sepi pengunjung, jadi wisatawan bisa bebas mengeksplorasi keindahan pemandangannya. Pengunjung juga bisa berenang dan bermain air serta pasir putih polos di pantainya.
Keindahan alam dari wisata Labuan Bajo Flores memang tak ada habisnya. Salah satu tempat wisata di Labuan Bajo yang sayang sekali dilewatkan adalah Gili Laba.
Karena pulaunya berbukit-bukit, untuk menyusurinya pengunjung harus dalam keadaan yang fit dan menyiapkan stamina untuk mendaki.
Waktu yang dibutuhkan untuk mendaki mencapai puncak kurang lebih bisa ditempuh selama 40 menit. Jalur pendakiannya sendiri tak terlalu sulit, namun perlu berhati-hati karena ada beberapa spot yang curam.
Karena cuaca di sana cukup panas, waktu terbaik mengunjunginya adalah menjelang sore, yaitu sekitar pukul 15.00 WITA. Selama mendaki, pengunjung bisa beristirahat sembari mengambil foto pemandangan di sekitarnya.
Sesampainya di puncak, pengunjung bisa menunggu sampai waktunya matahari terbenam. Menikmati sunset di sini pasti akan menjadi pengalaman yang tak terlupakan.
Selain wisata bahari, wisata Labuhan Bajo Flores juga memiliki destinasi wisata alam berupa goa yang bisa menjadi rekomendasi tempat menarik untuk dikunjungi, yaitu Goa Batu Cermin.
Salah satu objek wisata Labuan Bajo Flores ini berjarak sekitar 20 menit dari Bandara Komodo jika ditempuh dengan menggunakan mobil.
Nama Goa Batu diberikan karena goa ini memiliki sebuah lubang di bagian atas yang menjadi tempat masuknya sinar matahari. Sinar tersebut kemudian mengenai permukaan air yang memantul di dinding batu dan merefleksikan bayangan air seperti cermin.
Saat mengunjunginya, kamu harus memperhatikan segi keamanan, karena batu alam di goa ini ada yang cadas dan ada juga yang halus.
Di beberapa titik sudah ada tangga yang terbuat dari semen. Namun, pada saat hujan, tangga tersebut menjadi lebih licin, begitupun dengan batu alamnya.
Untuk itu, kamu harus memakai sepatu yang nyaman agar tidak terpeleset dan bisa berjalan dengan nyaman. Jangan lupa juga untuk memakai helm, karena ada bagian goa dimana pengunjung harus sedikit membungkuk dan jongkok karena bagian goa tak terlalu tinggi.
Hal ini dimaksudkan agar kepala kita tidak tertusuk batu stalaktit. Untuk masuknya pun harus antre dan tidak boleh berdesak-desakan, karena lorong masuknya hanya untuk satu orang pengunjung.
Saat mengunjunginya, selalu jaga kebersihan dan jangan melakukan tindakan vandalisme, ya. Hal tersebut bisa merusak keindahan dari Goa Batu Cermin ini.
Alamat Wisata Labuan Bajo Flores & Cara Menuju ke Sana
Jika kamu berencanan untuk mengunjungi wisata Labuan Bajo Flores, ada beberapa cara yang bisa ditempuh untuk menuju ke lokasi seperti yang akan dijelaskan berikut ini.
Kendaraan Pribadi
Kalau memutuskan mendatangi tempat wisata di Labuan Bajo Flores menggunakan kendaraan pribadi dari Surabaya, rute yang harus ditempuh dimulai dari Tol Surabaya – Gempol – Bangil – Pasuruan – Probolinggo – Situbondo – Banyuwangi – Pelabuhan Ketapang (dilanjutkan kapal feri) – Pelabuhan Gilimanuk – Negara – Denpasar.
Setelah itu, kamu bisa memulai rute dari Denpasar menuju ke Pelabuhan Padang Bai. Dari Pelabuhan Padang Bai, kamu harus menyeberang menggunakan kapal feri tujuan Pelabuhan Lembar.
Kemudian, dilanjutkan ke Mataram menuju Pelabuhan Kahyangan dan menumpang kapal feri lagi menuju Pelabuhan Pototano.
Lalu, arahkan kendaraanmu menuju rute Sumbawa Besar – Dompu – Bima – Sape. Perjalanan kembali dilanjutkan dengan menumpang kapal feri menuju Labuhan Bajo Flores.
Transportasi Umum
Mengunjungi tempat wisata di Labuan Bajo menggunakan transportasi umum bisa menjadi sebuah pilihan bijak. Apalagi jika datang dari luar kota yang cukup jauh.
Ketika memutuskan menumpang transportasi umum, kamu bisa menyimpan tenaga untuk melakukan berbagai aktivitas seru di wisata Labuan Bajo Flores.
Nah, kalau kamu berangkat dari Jakarta, mungkin menggunakan jalur udara bisa menjadi pilihat tepat untuk menghemat waktu. Berangkatlah dari Bandara Soekarno Hatta menuju ke Bandara Ngurah Rai, Bali.
Kemudian dilanjutkan dengan naik pesawat tujuan Labuan Bajo dan turun di Bandara Komodo. Ada baiknya pesanlah tiket pesawat sebelum berangkat untuk menghindari kenaikan harga, apalagi ketika musim liburan.
Kalau memutuskan berangkat lewat jalur laut, maka waktu tempuh yang diperlukan akan lebih lama, namun bisa menghemat ongkos perjalanan. Cocok bagi yang ingin backpacker ke Labuan Bajo.
Kamu bisa berangkat dari Pelabuhan Benoa, Bali dengan menumpang KM Tilongkabila atau KM Wilis tujuan Labuan Bajo.
Jam Operasional & Harga Tiket Masuk Wisata Labuan Bajo
Karena ada banyak sekali wisata Labuan Bajo yang ada di sini, kamu bisa datang kapan saja. Tapi, lebih baik datang ketika cuaca sedang bersahabat, karena akan sedikit merepotkan jika mengunjunginya pada musim hujan.
Untuk harga tiket masuknya sendiri tergantung dari destinasi apa yang ingin dikunjungi. Hanya saja, kamu harus menyiapkan biaya untuk menyewa kapal atau kendaraan lain selama menjelajahi beberapa tempat wisata di Labuan Bajo Flores.
Sebelum mengunjungi tempat wisata di Labuan Bajo Flores, ada baiknya simak beberapa tips yang mungkin kamu perlukan seperti di bawah ini.
Sebelum berangkat, kamu bisa menabung dulu agar kamu terhindar dari kekurangan ongkos ketika liburan. Karena akan banyak biaya yang kamu butuhkan untuk membayar kebutuhan liburanmu selama di Labuan Bajo ini.
Jika ingin berhemat, pilihlah hotel Labuan Bajo ber-budget rendah. Setiap menyewa kapal atau perahu, ada baiknya ditawar dulu. Karena tak jarang para penyewa akan menawarkan harga yang lebih tinggi dari semestinya.
Karena ada banyak sekali tempat wisata di Labuan Bajo, lebih baik kamu rencanakan tujuanmu dengan matang sebelum berangkat. Kalau tak mau repot, kamu bisa menggunakan agen perjalanan untuk mengurus itinerary-mu.
Jika ingin membeli oleh oleh khas Labuan Bajo, jangan lupa ditawar untuk mendapatkan harga yang sesuai dengan barang yang hendak kamu beli.
Selalu jaga stamina, karena mengunjungi tempat wisata di Labuan Bajo ini terkadang tak cukup jika hanya sehari saja. Akan ada segudang aktivitas yang bisa dilakukan selama berlibur ke tempat ini.
sumber :https://www.pikniek.com/indonesia/labuan-bajo/
Jam Gadang, Monumen Kebanggaan Kota Bukittinggi
Home Pariwisata Sumatera Barat
Tidak sah rasanya jika kita bertandang ke Kota Bukittinggi tanpa melihat dan mengabadikan bangunan yang menjadi simbol kota ini, Jam Gadang. Bangunan peninggalan era Hindia-Belanda tersebut seakan identik dengan kota yang dahulu pernah menjadi ibukota Provinsi Sumatera Barat ini.
Terbukti, perjalanan waktu selama puluhan tahun tidak membuat monumen ini dilupakan oleh warga Bukittinggi. Bahkan, menara jam ini terus menjadi kebanggaan mereka dan terpampang di berbagai jenis souvenir khas kota ini.
Jam Gadang didirikan oleh Pemerintah Hindia-Belanda atas perintah dari Ratu Wilhelmina dari Belanda. Jam ini merupakan hadiah bagi sekretaris (controleur) Kota Bukittinggi (Fort de Kock) yang menjabat saat itu yakni HR Rookmaaker.
Konstruksi bangunan menara jam ini dibangun oleh arsitek asli Minangkabau, Jazid Rajo Mangkuto Sutan Gigi Ameh. Pembangunannya secara resmi selesai pada tahun 1926 dengan menghabiskan dana mencapai 3.000 Gulden.
Monumen Jam Gadang berdiri setinggi 26 meter di tengah Taman Sabai Nan Aluih, yang dianggap sebagai patokan titik sentral (titik nol) Kota Bukittinggi. Konstruksinya tidak menggunakan rangka logam dan semen, tetapi menggunakan campuran batu kapur, putih telur, dan pasir.
Bangunan Jam Gadang memiliki 4 tingkat. Tingkat pertama merupakan ruangan petugas, tingkat kedua tempat bandul pemberat jam. Sementara pada tingkat ketiga merupakan tempat dari mesin jam dan tingkat keempat merupakan puncak menara dimana lonceng jam ditempatkan. Pada lonceng di puncak tersebut tertera nama dari produsen mesin jam ini.
Atap berbentuk gonjong di puncak menara yang kini dapat kita saksikan bukanlah bentuk asli dari bangunan tersebut pada masa awal pendiriannya. Desain awal puncak Jam Gadang berbentuk bulat bergaya khas Eropa, dengan patung ayam jantan di bagian atasnya.
Memasuki era pendudukan Jepang, atap Jam Gadang dirubah mengikuti gaya arsitektur Jepang. Saat era kemerdekaan tiba, atap tersebut dirombak kembali menjadi bentuk atap bagonjong yang merupakan ciri khas dari arsitektur bangunan asli Minangkabau.
Mesin jam yang digunakan di dalam monumen ini merupakan barang langka yang hanya diproduksi dua unit oleh pabrik Vortmann Recklinghausen, Jerman. Unit kedua yang setipe dengannya hingga kini masih digunakan dalam menara jam legendaris Kota London, Inggris, yaitu Big Ben.
Sistem yang bekerja di dalamnya menggerakkan jam secara mekanik melalui dua bandul besar yang saling menyeimbangkan satu sama lain. Sistem tersebut membuat jam ini terus berfungsi selama bertahun-tahun tanpa sumber energi apapun.
Mesin yang berada di lantai tiga ini menggerakkan jarum jam yang menghadap keempat penjuru mata angin. Diameter masing-masing area perputaran jarum jam tersebut adalah 80 centimeter.
Seluruh angka jam dibuat menggunakan sistem penomoran Romawi, akan tetapi angka empat ditulis dengan cara diluar kelaziman, yaitu dengan empat huruf 'I' (IIII) dan bukan dengan tulisan 'IV'. Hal ini menjadi salah satu daya tarik yang menimbulkan rasa penasaran bagi para wisatawan yang berkunjung ke kota ini. [Ardee/IndonesiaKaya]
sumber :http://www.bukittinggikota.go.id/wisata/jam-gadang